Seandainya aku terlahir satu tahun lebih awal… atau mungkin satu tahun lebih lambat dari umurku sekarang
Entahlah.. seringkali perkataan itu muncul dibenakku. Harapan yang sangat tidak masuk akal. Beberapa bulan terakhir ini banyak sekali ribuan bahkan jutaan permasalahan singgah ke dalam pikiran ku. Entah jika Tuhan sedang menghukumku. Atau, entahlah apa itu??? Terkadang aku hanya akan menanggapi hal itu dengan ber-pura-pura tersenyum bahkan aku akan bisa dengan santainya tertawa dengan tanpa ada yang menyadari keadaanku. Lucu ketika aku menyadari ini semua. Sepertinya hal inilah yang akan orang-orang katakan ketika mereka tengah mendapati masalah yang sulit. Ber-pura-pura tersenyum.. Ber-pura-pura bahagia walaupun hatinya sangat sakit. Ya.. begitulah, perasaan yang sama seperti yang aku dan mereka rasakan..
Apa yang aku rasakan??? Tidak ada satupun yang tahu. Mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri. Ketika mereka membutuhkan bantuan. Maka saat itulah mereka akan menoleh ke arah ku. Mereka akan menghampiriku. Menggandengku dan mengajakku bergabung. Tapi, ketika diriku sudah tak diperlukan lagi, maka saat itulah juga mereka akan membuangku. Menghujamku. Meninggalkanku. Bahkan menenggelamkan keberadaanku. Tidak kah itu sangat menyakitkan??? Aku rasa tidak, aku sudah muak dan bosan dengan semua perlakuan mereka yang seperti itu. Apa kalian tau?? Seberapa parah mereka pernah memperlakukanku. Terkadang, dengan santainya mereka memperlakukan ku seperti layaknya seekor binatang. Tapi, aku akan tersenyum. Terus tersenyum meskipun akhirnya aku menangis. Terlalu sayang untuk ku menitikkan air mata hanya demi menangisi kepedihan hatiku sendiri.
Tapi, ditengah-tengah kepedihan itu, masih ada saja orang yang terlalu baik untuk ku. Mau mengulurkan tangannya, menggandeng tanganku, menggenggam tanganku, bahkan merangkul bahuku. Padahal, terkadang aku berpikir. Aku layak menerima semua perlakuan kasar itu. Aku tidaklah cantik. Tidaklah juga kaya. Dan aku juga tidak pantas untuk dikasihi. Entahlah, aku bingung dengan apa yang ada dipikran Tuhan. Bukankah Dia sedang menghukumku. Tapi, kenapa dia mengirimkan malaikat kehadapan ku saat ini. Tidakkah ini sangat menyakitkan??? Aku rasa ya. Ini lebih menyakitkan dari semua perlakuan kasar yang pernah aku dapatkan. Setidaknya itu semua pantas aku dapatkan. Tapi untuk kali ini...
Aku merasakan sedikit kebahagian dari setiap uluran tangannya. Merasakan kehangatan dari setiap hembusan nafasnya. Merasakan ketenangan yang mengalir dari pandangan matanya. Oh.. Tuhan. Apa yang harus aku lakukan???
P.S: Nah loh..nah loh. Kok aku jadi posting kayak ginian ya??? Uhm.. ini cuma sedikit ide-ide jahil yang terinspirasi dari celotehan sahabat aku yang baru pulang dari Jogja. *hikz.. nggak diajak*. Entah dari mana tulisan ini datengnya.. yang pasti ini cuma sekedar coretan yang nggak penting. Hehhe.. aku cuma nyoret-nyoret doang karena budeg dengerin teriakan sahabatku yang jam setengah enam pagi udah nagkring didepan pagar rumah.*parah kan*. Tapi, aku seneng banget soalnya ketiban oleh-olehnya juga. Cihuy...
hehehe...miris loh postingannya, untung cuma postingan iseng ya...
BalasHapusMiris ya mbx postingannya.Heueheu.. aku juja heran kok bisa-bisanya aku posting kek gituan y. Untung aja aku nggak pernah ngalamin hal kek gitu.Hhii..jangan ampe dah.. :D
BalasHapus